Kamis, 04 Juni 2009

Tuhan Ampuni Saya


Tiada jalan kehidupan yang mulus, onak dan duri selalu ada 'tuk merintangi perjalanan seorang hamba sahaya yang sedang mengarungi bahtera kehidupan. Meski setiap manusia berandai-andai dengan segala kebaikan dan mulusnya perjalanan hidup, pasti dihadapkan pada kenyataan yang sebaliknya. Meski kadar rintangan dan godaan setiap anak manusia berbeda. Dan cara menghadapi dan menyelesaikan berbagai masalah berbeda-beda, tapi sebaik baik penyelesaian adalah kembali minta bimbingan kepada Tuhan, yang telah mencipta diri kita.

Bukan apa-apa, memang karena kita manusia ini bukan siapa-siapa. Hanya sekedar makhluk yang lemah dan "papa" tidak punya daya dan kekuatan selain dari-Nya. Dialah Allah, yang ditangan dan atas kehendakNya, kita ada dan punya upaya. Sehingga mampu melakukan segala sesuatu. Namun sangat disayangkan ketika kita merasa mampu melakukan dan mencapai apa yang kita cita-citakan bahkan berlebihan lantas kita merasa bisa segalanya dan melupakan siapa dan dari mana kita tercipta. "Ampunilah Hamba ya Alloh".

Katika kita dihadapkan pada permasalahan yang tidak memuaskan kemudian kita mencari jalan pemecahan yang semakin menjauhi Tuhan. Misalkan pekerjaan yang menyebabkan "stress" hingga menimbulkan kepenatan jiwa dan raga, tidak terpikirkan oleh kita untuk relaksasi dengan sholat yang bisa mengendorkan otot-otot yang lelah kemudian disempurnakan dengan berdzikir sebagai pengobat stress. Yang muncul di benak adalah kemana refreshing atau mencari panti pijat. Masih baik kalau pemijatnya sejenis dan tuna netra, sayangnya yang banyak dicari dan menyenangkan pemijatnya adalah wanita-wanita cantik dan menghibur. Bukankah bisa dibayangkan semakin sering memijat semakin jauh kita pada kebenaran dan azas kebaikan/kepatutan dan tentu menyebabkan murka Tuhan.

Entah bagaimana menjabarkan dan logika sistematisnya "kembali kepada Tuhan dan memohon petunjukNya" kami yakini sebagai jalan keluar yang sebaik-baiknya. Bukan apa-apa, karena siapapun kita adalah sekedar hamba sahaya yang diciptakan dan pasti dicukupkan segala keperluan kita.

Bukan apa yang diberikan Tuhan kepada kita, tapi apa yang telah kita lakukan kepada Tuhan sehingga Tuhan berkenan memberikan apa yang menjadi keperluan kita.

0 komentar:

Posting Komentar