Kamis, 28 Mei 2009

GURU dan PROFESI

JUTAWAN YANG HIDUP PAS-PASAN

Suatu ketika si Fulan pulang kantor sehabis menerima gaji bulanan, berbinar mata dan riang hatinya menyusuri jalan menuju gang dirumah kontrakkanya. Dalam hati kecilnya berkata, tercapai juga aku menjadi orang kantoran, berpakaian rapi, sepatu megkilap, berdasi dengan irama rutinitas kerja yang jelas. Ketika melongok slip gaji dia merasa seperti berpijak di awan karena gembiranya. "Jutawan" ya Fulan adalah jutawan. Gaji yang diterima kini mencapai 2,5 juta per bulan, ya kini telah menjadi jutawan. Ini adalah gaji yang sama yang diterima oleh pegawai negeri sipil (PNS) di Indonesia setelah bekerja 20 tahun dengan golongan IV/a dengan pangkat pembina.

Tapi betapa terkejutnya Fulan karena 3 hari setelah gajian istrinya meminta uang belanja dan ongkos sekolah anaknya. Mulanya ia mau marah tetapi setelah dijelaskan oleh istrinya dia jadi bengong penuh keheranan.
1. Kontrak rumah Rp. 400.000,-
2. Belanja bulanan Rp. 800.000,-
3. Bayar listrik Rp. 200.000,-
4. Bayar SPP dan sekolah anaknya 3 orang Rp. 450.000,-
5. Pegangan Fulan untuk ongkos kekantor satu bulan Rp. 500.000,-
6. Belanja sayur harian dan ongkos sekolah anak 3 hari Rp. 150.000,-
Total pengeluaran 3 hari sehabis gajian 2.500.000,-

Fulan yang telah menjadi jutawan bingung keheranan, esok pagi dan pagi-pagi berikutnya bagaimana. Iapun bertanya dalam hati" bagaimana guru-guru pns bisa hidup layak?" apalagi orang yang penghasilanya tidak jelas?

Tapi apalah artinya keluhan. Yang pasti adalah "masih ada harapan dipagi menjelang".

Bapak-Ibu guru yang sangat kami hormati mari rubah kehidupan kita dengan suatu niatan "AKU BERDIRI DIDEPAN KELAS KARENA DEDIKASI BUKAN DEMI SESUAP NASI" dengan mengembangan jiwa enterpreuner.

1 komentar:

Admin mengatakan...

Begitulah nasib Guru PNS, "AKU BERDIRI DIDEPAN KELAS KARENA DEDIKASI BUKAN DEMI SESUAP NASI"saran yang bagus tapi bagaimanapun kita juga butuh sesuap nasi untuk bisa berdiri di depan kelas. bukan begitu pak guru?

Posting Komentar